Kamis, 12 April 2012

Family Ginkgoaceae

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas mudah gugur. dan berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah hidup sejak jaman jura (181 juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.
Ginkgo biloba L. merupakan spesies tunggal dari salah satu divisi anggota tumbuhan biji terbuka. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di daerah beriklim sedang namun tanaman ini juga dapat di temui Indonesia, yaitu di daerah bersuhu rendah seperti di Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Tanaman Ginkgo biloba L. ini memiliki daun yang berbentuk seperti kipas, daun ini tumbuh dari ujung batang atau cabang tanaman ini.
Biji Ginkgo biloba L. terlindungi oleh selapis jaringan lunak yang dikenal degan salut biji. Ginkgo biloba L. memiliki daun yang berwarna hijau muda dengan batang tanaman yang kecil. Tanaman ini dikenal dengan berbagai macam khasiat yang dimilikinya yaitu, untuk mengobati penyakit jantung dan penyakit yang berhubungan dengan paru-paru seperti penyakit asma dan bronchitis.
Pohon Ginkgo Biloba batangnya bisa sampai ketinggian 24 m, dengan cabang yang sama kakunya dengan batang. Pucuk batangnya meruncing seperti lembing, dan semuanya ditutup oleh daun kecil-kecil yang melembutkan sosok pohon itu, tanpa menyembunyikan bentuk dasarnya. Daunnya seperti suplir postar. Warnanya hijau kekuning-kuningan, dan bentuknya seperti kipas terbelah, dengan urat daun yang menyebar secara radial. Menurut versi orang Cina, bentuk daun itu seperti kaki bebek.
A.    Ciri-ciri
Ciri-ciri dari family Ginkgoaceae adalah :
    Daunnya berbentuk kipas
    Tumbuh dari ujung batang atau cabang
B.    Habitat
Tanaman ini banyak ditemukan di daerah yang beriklim sedang. Asal   tanaman Ginkgo biloba ini merupakan tanaman asli dari daratan Tiongkok, China. Tanaman ini hidup secara higrofit (hidup di daerah yang lembab.
C.    Morfologi
Adapun morfologi dari famili Ginkgoaceae adalah :
1.    Batang
Tinggi pohon Ginkgo biloba dapat mencapai 30 atau 40 meter dan lebarnya sekitar 8 meter. Batangnya memiliki diameter 3 atau 4 meter. Batangnya lurus seperti tiang dan bercabang. Termasuk jenis batang dikotom.
2.    Daun
Daun berukuran 5-10 cm (2-4 inchi) dan kadang-kadang sampai 15 cm (6 inchi). Selama musim semi daun berwarna hijau, dan berubah menjadi kuning emas saat gugur. Daun dari pohon ini bentuknya menarik dan unik dibanding pohon lainnya. Bentuknya 1/4 bundar, bagian ujungnya berliku-liku. Selintas mirip kipas terbuka. Seperti halnya suflir, daun ginkgo pun sama-sama sulit basah jika tertimpa air. Daun terbagi menjadi 2 lobus.
3.    Akar
Memiliki perakaran tunggang yang kuat.
4.    Bunga
Ginkgo Biloba merupakan tumbuhan dioecious, yang memiliki bunga jantan dan betina pada pohon yang berbeda. Bunga jantan memiliki daun yang tipis dan petala yang berwarna kekuningan yang terdapat pada ujung cabang. Sedang bunga betina lebih sederhana, berkelompok secara berpasangan, dan pada tangkai yang panjang terdapat 2 ovulum yang bebas.
5.    Buah
Buahnya berbentuk bulat, berwarna kuning. Buah diproduksi dalam jumlah yang banyak dan mengalami absisi pada bulan Oktober
D.    Anatomi
Ginkgo biloba termasuk dalam tumbuhan biji berkeping dua (dikotil). Struktur anatomi antara lain sebagai berikut :
a.    Daun
Daun terdiri atas jaringan Epidermis, jaringan Mesofil (Mesofil mengalami diferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan bunga karang), jaringan pengangkut (mengandung xilem dan floem)
Ekstrak daun mengandung
•    Flavonoid glikosida
•    Terpenoid (ginkgolida)
b.    Batang
Batang tersusun atas : epidermis, korteks, dan silinder pusat (pembuluh tersusun dalam lingkaran mengelilingi empulur).
c.    Akar
Akar tersusun atas :
1.    Epidermis
Merupakan jaringan pelindung
2.    Korteks
Merupakan daerah di bawah epidermis.
3.    Parenkima
Berperan sebagai jaringan pengisi dan berfungsi dalam penyimpanan makanan Merupakan sel-sel penyusun korteks, yang tidak terspesialisasi secara struktural dan mempunyai ruang antar sel yang luas..
4.    Epidermis
Lapisan terdalam dari korteks. Di dalamnya terdapat penebalan sebagai pita Caspary.
5.    Silinder pusat
Terdiri atas berkas pembuluh (xilem dan floem). Xilem sebagai jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut makanan.
6.    Jaringan perisikel
Merupakan jaringan yang terdapat antara jaringan pembuluh dan endodermis, berasal dari kumpulan sel meristematik.
d.    Bunga
Bunga tersusun atas :
1.    Daun kelopak (sepal)
2.    Daun mahkota (petal)
Kesatuan dari semua petal disebut mahkota bunga (korola).
3.    Benang sari (stamen)
•    Tangkai sari (filamen)
•    Kepala sari (antera)
4.    Daun buah (karpel)
•    Bagian dasar bakal buah (ovarium), Ovarium mengandung bakal biji
•    Tangkai putik (stillus)
•    Kepala putik (stigma)
e.    Buah
Buah terdiri dari 3 lapisan yaitu epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium.
E.    Fisiologi
Ginkgo biloba menggunakan cara sintesis C3 untuk membentuk glukosa. Seluruh tipe reaksi sintesis, termasuk sintesis C3 diawali dengan fiksasi CO2 ( menggabungkan CO2 dengan sebuah molekul akseptor karbon). Di dalam sintesis C3, CO2 difiksasi ke gula berkarbon 5 , yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim karboksilasi rubisko, molekul berkarbon 6 yang terbentuk tidak stabil dan segera terpisah menjadi dua molekul fosfogliserat (PGA). Molekul PGA merupakan karbohidrat stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk sehingga cara tersebut dinamakan sintesis C3.
Fiksasi CO2 berlangsung secara spontan dan tidak memerlukan energi dari reaksi cahaya karena dua molekul PGA mengandung energi yang lebih kecil dibandingkan dengan 1 molekul RuBP. Untuk mensintesis molekul berenergi tinggi, energi dan elektron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehide (PGAL). Dua molekul PGAL dapat membentuk satu glukosa.
Siklus Calvin telah lengkap bila pembentukan glukosa disertai dengan regenerasi RuBP. Satu molekul CO2 yang tercampur menjadi enam molekul CO2. Ketika enam molekul CO2 bergabung dengan 6 molekul RuBP, dihasilkan 1 glukosa dan 6 RuBP sehingga siklus dapat dimulai lagi.
F.    Perkembangbiakan
Tanaman Ginkgo biloba L. berkembangbiak dengan menggunakan biji.
Secara alami anak pohon Ginkgo biloba jarang terdapat di sekitar induknya. Fenomena ini karena banyak satwa liar yang menyukai biji ginkgo dan membawanya ketempat yang jauh dari induknya. Penggemar biji ginkgo sangat beragam, mulai dari golongan burung sampai tikus. Banyaknya penyebar biji inilah yang menjadi salah satu faktor tanaman ini masih dapat bertahan hidup hingga kini. Pertumbuhan tanaman ginkgo tergolong sangat lambat. Biasanya memerlukan waktu 10-12 tahun untuk mencapai tinggi 6 m. Untuk membentuk kanopi daun yang membundar, diperlukan waktu kurang lebih 20 tahun. Setelah berumur 20-35 tahun, tanaman ini baru dapat menghasilkan buah.
G.    Manfaat/Kegunaan
Ekstrak biji Ginkgo biloba L. digunakan sebagai suplemen yang dapat mempertahankan daya ingat. Ekstrak Ginkgo menyimpan 24 persen senyawa Ginkgo flavoglikosida alis ginkgolida. Zat inilah yang diunggulkan sebagai senyawa lami berkhasiat obat.
Manfaat lain dari tanaman Ginkgo biloba L. ini adalah mempertajam daya ingat. Para peneliti menemukan adanya peningkatan reaksi daya ingat dan kemampuan berkonsentrasi hanya dengan meminum sebutir pil atau kapsul Ginkgo biloba L. dosis 40 miligram per hari, tanaman ini juga berkhasiat untuk menunda kelelahan otak, menghilangkan stress, menghilangkan sakit kepala seperti, sakit kepala sebelah atau migrain dan  pusing berputar (vertigo). Tanaman ini juga dapat menghilangkan telinga berdenging. Ginkgo biloba L. sebenarnya memiliki banyak kandungan, namun kandungan Ginkgo biloba L. yang paling diunggulkan sebagai senyawa alami berkhasiat obat yaitu senyawa Ginkgo flavoglikosida alias Ginkgolida.
Kegunaan :
•    Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas
•    Untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin
•    Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah
•    Dapat memacu produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate)

Selasa, 03 April 2012

Teknik laboratorium, Operasional Alat-alat sterilisasi

PRAKTIKUM III
A.    Judul    :
Operasional Alat-Alat Sterilisasi
B.    Tujuan    :
a.    Diharapkan mengetahui kegunaan alat-alat sterilisasi.
b.    Diharapkan terampil menggunakan dan mengoperasikan alat-alat sterilisasi.
C.    Dasar teori
Sterilisasi ialah keadaan bebas dari segala macam bentuk kehidupan mikroba. Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi. Kita tentu mengharapkan tidak terjadi kontaminasi di mana mikroorganisme yang tidak diinginkan tumbuh dan mengganggu proses fermentasi. Teknik sterilisasi berbeda-beda tergantung pada jenis material. Bagian pertama akan menjelaskan secara singkat dan sederhana bagaimana sterilisasi cairan dan padatan. (Andi Permadi, 2011: Teknik Penggunaan Otoklaf).
1.    Sterilisasi cairan
Cairan yang disterilisasi umumnya adalah media fermentasi yang mengandung gula, garam fosfat, amonium, trace metals, vitamin, dan lain-lain.  Secara umum ada dua cara sterilisasi cairan yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi).  Sterilisasi dengan panas dilakukan di dalam autoklaf, di mana steam tekanan tinggi diinjeksikan ke dalam chamber (kamar) untuk mencapai temperatur 1210C.
Durasinya bervariasi, namun umumnya diinginkan cairan dipertahankan pada 1210C selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk heating dan cooling steps, total waktu berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan yang disterilisasi. Terkadang temperatur bisa diset pada 1340C (untuk medis).
2.    Sterilisasi padatan
Padatan yang umum disterilkan adalah glassware, biosafety cabinet (pecah belah, lemari), dan beberapa jenis tabung dan kontainer. Pada glassware (pecah belah) dan plastik tahan panas umumnya dilakukan dengan otoklaf mirip seperti sterilisasi cairan namun ditambah proses pengeringan. Biosafety cabinet (lemari) disterilkan dengan bantuan radiasi UV dan disemprot ethanol 70 %. Udara dalam kabinet disaring dengan filter (detilnya akan dibahas di  bagian ke-2 tentang sterilisasi gas). (Tronik Avery, 2010: Pengertian Sterilisasi).

D.    Alat Dan Bahan
1.    Otoklaf berfungsi untuk mensterilkan semua bahan dan media yang tahan terhadap temperatur tinggi dan tekanan dengan jangka waktu tertentu.

Fungsi dari bagian-bagian otoklaf yaitu:
a.    Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu.
b.    Katup berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air.
c.    Penutup berfungsi sebagai penutup otoklaf.
d.    Klep berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari penutup otoklaf.
e.    Angsa berfungsi sebagai pembatas air.
f.    Tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan.
2.    Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat laboratorium yang tahan panas tinggi.

Fungsi dari bagian-bagian oven yaitu:
a.    Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada di dalam oven.
b.    Rak oven berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan atau alat yang akan di sterilisasi.
c.    Pintu oven berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven.
3.    Aluminium voil, berfungsi sebagai media yang digunakan untuk membungkus alat dan bahan yang akan di sterilkan di dalam alat sterilisasi, serta menjaga dan melindungi bahan yang ada didalam gelas reaksi agar tidak terkontaminasi.

E.    Cara Kerja
1.    Cara kerja otoklaf
   
- Mula-mula ruang bawah otoklaf di isi air sampai batas
  angsa, kemudian pemanas dihidupkan/dinyalalakn.
                                   - Menunggu hingga panas, alat maupun bahan yang akan di
 sterilisasikan dipersiapkan terlebih dahulu.
                                   - Menempatkan didalam wadah dan ditutup


- Membungkus dengan kertas sampul atau dimasukkan     
  kedalam tempat alumunium.
- Kemudian meletakan di atas  angsa.

-    Menutup rapat untuk mencegah uap air keluar.
-    Setelah air mendidih uap air yang akan terbentuk akan mendesak semua udara yang ada diruangan keluar.
-    Untuk mengeluarkan udara yang ada didalam otoklaf, kran/katup udra yang ada dipermukaan tutup dibuka.
-    Setelah pemanasan, temperatur dan tekanan akan naik,temperatur dan tekanan akan diatur sesuai kebutuhan.
-    Temperatur otoklaf diatur sampai 121o C.
-    Mempertahankan selama 15-30 menit.
-    Seterilisasi dinyatakan selesai, yang ditandai dengan bunyi pluit.
-    Pemanasan atau aliran listrik segera di hentikan.
-    Kemudian di dinginkan, dan tekanan diturunkan sampai angka nol.                                
2.    Cara kerja oven

-    Menghidupkan oven terlebih dahulu.
-    Mengatur temperatur sampai dengan yang diinginkan 1600C-1800C.
-    Membungkus alat-alat yang akan diseterilisasikan menggunakan  kertas alumunium.
-    Memasukan alat tersebut kedalam oven yang telah diatur.
-    Meletakkan alat tersebut diatas rak-rak yang telah tersedia.
-    Setelah selesai sterilisasi pemanasan di hentikan dan alat-alat dibiarkan mendingin.
F.    Hasil Pengamatan
1.    Otoklaf berfungsi untuk mensterilkan semua bahan dan media yang tahan terhadap temperatur tinggi dan tekanan dengan jangka waktu tertentu.

Fungsi otoklaf ini yaitu untuk menekan larutan mengandung air dan panas di atas titik didih  yang akan menyebabkan larutan yang akan disterilkan serta segala sesuatu dalam larutan. Misalnya bahan-bahan gelas, nutrien agar, nutrien cair, toage agar atau toage cair yang tahan terhadap temperatur tinggi. (Tronik Avery, 2010: Pengertian Sterilisasi)
Fungsi dari bagian-bagian otoklaf yaitu:
a.    Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu.
b.    Katup berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air.
c.    Penutup berfungsi sebagai penutup otoklaf.
d.    Klep berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari penutup otoklaf.
e.    Angsa berfungsi sebagai pembatas air.
f.    Tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan.

2.    Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat laboratorium yang tahan panas tinggi.


Fungsi dari bagian-bagian oven yaitu:
a.    Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada di dalam oven.
b.    Rak oven berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan atau alat yang akan di sterilisasi.
c.    Pintu oven berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven.

G.    Pembahasan
1)    Otoklaf
Otoklaf adalah peralatan sterilisasi panas basah (menggunakan uap) yang biasa digunakan untuk sterilisasi material-material yang diperlukan dalam proses produksi. Salah satu tahapan penting sterilisasi pada otoklaf modern adalah tahap prevakum chamber (chamber adalah ruang tempat meletakkan material yang akan disterilisasi). Pada tahap tersebut udara dikeluarkan dari chamber (kamar) sampai otoklaf vakum. Dalam kondisi vakum, penetrasi uap ke material akan berjalan lebih baik karena udara bisa mencegah penetrasi steam ke dalam kemasan material.
Beberapa kemasan medis memiliki indikator kimia di atasnya yang berubah warna setelah sterilisasi telah terjadi di dalam kemasan. Dalam beberapa otoklaf paduan hadir yang akan mencair setelah suhu yang benar telah tercapai dan orang lain zat kimia yang peka pH hadir yang akan berubah warna setelah kondisi yang diperlukan telah terpenuhi. Selain otoklaf indikator memiliki sensor suhu terlihat alat pengukur tekanan dan waktu di bagian luar mesin.
Ketika otoklaf digunakan untuk tujuan medis ini untuk mensterilkan peralatan dapat digunakan kembali sehingga bakteri virus dan jamur yang dihancurkan. Prion protein  namun seperti yang terkait dengan mampu menahan suhu derajat biasa dan masih bisa aktif saat. Untuk membunuh prion protein siklus yang lebih lama dan suhu tinggi yang digunakan derajat Celsius .
Karena lingkungan yang panas lembab yang dibuat dalam instrumen medis otoklaf terbuat dari beberapa bentuk plastik tidak dapat disterilkan tetapi banyak instrumen medis kecil sekarang pakai yang menghilangkan masalah ini.
Fungsi dasar dari otoklaf adalah untuk menekan larutan mengandung air dan panas mereka di atas titik didih mereka yang akan menyebabkan larutan yang akan disterilkan serta segala sesuatu dalam larutan.
Dalam rangka menciptakan sterilisasi menggunakan air, air harus mampu untuk panas melewati titik didih normal. Dalam kondisi biasa air tidak dapat dipanaskan di atas derajat selsius. pemanasan lebih lanjut tidak akan menyebabkan cairan tersebut kenaikan suhu itu hanya air mendidih. solusi untuk pemanasan air melewati titik didih normal untuk panas dalam wadah tertutup.
Hal ini terjadi karena tekanan dalam wadah tertutup meningkat sebagai air memanas menyebabkan titik didih air meningkat karena jumlah energi yang diperlukan untuk membentuk uap meningkat.
Karena udara sangat miskin di steralising itu perlu dihapus dari ruang otoklaf pertama. Otoklaf yang berbeda mengeluarkan udara dengan menggunakan metode yang berbeda. Beberapa otoklaf vakum menggunakan pompa untuk mengeluarkan udara dari ruang sterilisasi sementara yang lain menggunakan serangkaian tekanan udara dan terjamin dari ruang pusat untuk membuat airlessness (katup udara). (Andi Permadi, 2011: Teknik Penggunaan Otoklaf).
2)    Oven 
Oven (Hot air sterilizer) digunakan untuk mensterilisasikan alat-alat laboratorium yang tahan panas tinggi, khususnya alat-alat antara lain : gelas, kain, dan lain sebagainya.
Cara kerja dari oven yaitu mula-mula dihidupkan terlebih dahulu dan temperatur diatur sesuai dengan yang diinginkan 160oC-180oC. Alat-alat yang akan di sterilisasikan harus dibungkus dengan kertas alumunium atau dimasukan kedalam tempat khusus. Kemudian dimasukan kedalam oven yang telah diatur dan diletakan diatas rak-rak yang telah tersedia. Setelah selesai sterilisasi, pemanasan dihentikan dan alat dibiarkan mendingin, kemudian alat atau bahan yang sudah steril dikeluarkan dari alat tersebut.
Sterilisasi dilakukan dengan memakai udara kering panas. Lama sterilisasi tergantung pada bahan yang disterilisasikan. Temperatur untuk sterilisasi pada umumnya sekitar pada 100oC selama 30 menit. Media atau bahan tersebut dinyatakan sudah steril. (Team Teaching, Penuntun Praktikum : 8).

H.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa:
    Otoklaf adalah peralatan sterilisasi panas basah (menggunakan uap) yang biasa digunakan untuk sterilisasi material-material yang diperlukan dalam proses produksi. Salah satu tahapan penting sterilisasi pada otoklaf modern adalah tahap prevakum chamber (chamber adalah ruang tempat meletakkan material yang akan disterilisasi).
    Oven merupakan alat yang digunakan untuk mensterilisasikan alat-alat laboratorium yang tahan panas tinggi, khususnya alat-alat antara lain : gelas, kain, dan lain sebagainya.





                                   DAFTAR PUSTAKA
Team Teaching Teknik Laboratarium. 2011. Penuntun Praktikum Teknik Laboratorium. Gorontalo :  Universitas Negeri Gorontalo.
Permadi, Andi. 2010. Teknik Penggunaan Otoklaf. (Online). Tersedia di http://andipermadi.blogspot.com. Diakses sabtu 23 April 2011.
Avery, Tronik 2010. Pengertian Sterilisasi. (Online). Tersedia di http://tronikavery.blogspot.com. Diakses sabtu 23 april 2011.

Minggu, 01 April 2012

Hakikat Manusia

2.1 Hakikat Manusia
Manusia pada hakikatnya diciptakan untuk mengemban tugas-tugas pengabdian kepada Penciptanya. Agar tugas-tugas dimaksud dapat dilaksanakan dengan baik, maka Sang Pencipta telah menganugerahkan manusia seperangkat potensi yang dapat ditumbuhkembangkan. Potensi yang siap pakai tersebut dianugerahkan dalam bentuk kemampuan dasar, yang hanya mungkin berkembang secara optimal melalui bimbingan dan arahan yang sejalan dengan petunjuk Sang Penciptanya.
Mengacu kepada prinsip penciptaan ini maka menurut filsafat pendidikan manusia adalah makhluk yang berpotensi dan memiliki peluang untuk dididik. Pendidikan itu sendiri, pada dasarnya adalah aktivitas sadar berupa bimbingan bagi penumbuh-kembangan potensi Ilahiyat, agar manusia dapat memerankan dirinya selaku pengabdi Allah secara tepat guna dalam kadar yang optimal. Dengan demikian pendidikan merupakan aktivitas yang bertahap, terprogram, dan berkesinambungan. Banyak hal secara parsial yang bersangkutan dengan manusia sudah diketahui secara jelas dan pasti. Tapi secara utuh menyeluruh jauh lebih banyak persoalan yang belum dapat diketahui secara konkret, jelas dan pasti. Dengan perkataan lain, hal-hal yang fisis kuantitatif pada umumnya sudah jelas, tetapi hal-hal yang spiritual kualitatif masih tetap tertinggal sebagai ‘misteri’.
Manusia siapapun tahu bahwa melakukan perbuatan tertentu yang mengakibatkan banyak orang sakit dan menderita adalah merusak nilai kemanusiaan. Tetapi fakta menunjukkan bahwa perilaku negatif seperti itu selalu mewarnai kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa pengetahuan manusia belum terhubungkan secara kausalistik fungsional dengan realitas konkret perilaku sehari-hari.
Dari kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku tersebut, munculah upaya untuk mempertemukannya, yaitu melalui ‘pendidikan’. Sepanjang eksistensinya, manusia senantiasa berusaha mendidik dirinya dengan mencari dan menemukan keselarasan antara pengetahuan dengan perilakunya, meski sampai hari ini belum sepenuhnya berhasil. Di dalam konteks pendidikan, manusia adalah makhluk yang selalu mencoba memerankan diri sebagai subyek dan objek. Sebagai subyek dia selalu berusaha mendidik dirinya (sebagai objek) untuk perbaikannya perilakunya.
Kehidupan cenderung terpusat pada kepentingan di mana manusia menjadi titik sentral. Dalam keadaan demikian, manusia memposisikan dan memerankan diri di atas segala-galanya dan karena itu memiliki kekuasaan untuk memanfaatkan potensi alam termasuk dirinya sendiri dan sesamanya. Di bawah kekuasaan manusia kehidupan ini berlangsung menjadi ‘antroposentrik’.
1. Manusia Makhluk Berpengatahuan
Berbeda dengan makhluk lainnya, manuia lahir dengan potensi kodratnya berupa cipta, rasa dan karsa. Dengan ketiga potensinya itu, manusia selalu terdorong untuk ingin tahu dan bahkan mendapatkan nilai- nilai kebenran keindahan dan kebaikan yang terkandung di dalam segala sesuatu yang ada (realitas ini). Ketiga jenis nilai tersebut selanjutnya dijadikan landasan dasar untuk mendirikan filsafat hidup, menentukan pedoman hidup, dan mengatur sikap dan perilaku hidup agar senantiasa tearah ke pencapaian tujuan hidup. Filsafat hidup mengandung pengetahuan yang bernilai universal meliputi masalah-maslah tentang asal mula kehidupan, tujuan dan eksistensi kehidupan. Ketiganya berhubungan menurut azas 'sebab-akibat'. Pedoman hidup, adalah pengetahuan umum yang khusus dijadikan suatu prinsip yang dianggap benar karena sesuai dengan hakikat asal muala dan berguna bagi pencapaian tujuan kehidupan.
Sedangkansikap dan perilaku kehidupan adalah pengetahuan khusus konkret berupa setiap langkah kehidupan yang ditentukan sepenuhnya oleh pedoman hidup.
2. Manusia makhluk Berpendidikan
Sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan pendidikan dan pembelanjaran. Dia dirawat, dijaga, dilatih dan dididik oleh orang tuanya, keluarganya dan masyarakatnya menuju tingkat kedewasaan dan kematangan, sampai kemudian terbentuk potensi kemandirian dalam mengelola kelangsungan kehidupannya. Kegiatan pendidikan dan pembelanjaran itu diselenggarakan mulai dari cara-cara konvensional (alami) menurut pengalaman hidup, sampai pada cara-cara formal (pendidikan sekolah). Setelah taraf kedewasaan dicapai, manusia tetap melanjutkan kegiatan pendidikan dalam rangka pematangan diri. Pada pokoknya, persoalan pendidikan adalah persoalan yang lingkupannya seluas persoalan kehidupan manusia itu sendiri. Jadi, anatara manusia dan pendidikan terjalin hubungan kausalitas. Karena manuasia, maka pendidikan mutlak ada; dan karena pendidikan manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi.
2.2Manusia dan Pendidikan
Hubungan antara manusia dengan pendidikan diawali dari pertanyaan: "apakah manusia dapat dididik?. Ataukah manusia dapat bertumbuh dan berkembang sendiri menjadi dewasa tanpa perlu dididik?. Kedua pertanyaan itu sejak lama telah menjadi bahan kajian para ahli didik barat, ya~tu sejak zaman Yunani kuno. Pendapat yang umumnya dikenal Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dijawab dengan analisa filsafat sebagai berikut :
•    Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang dibekali dengan berbagai kelebihan, di antaranya kemampuan berfikir, kemampuan berperasaan, kemampuan mencari kebenaran, dan kemampuan lainnya. Kemampuan-kemampuan tersebut tidak akan berkembang apabila manusia tidak mendapatkan pendidikan.
•    Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.

•    Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan
pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di dalam pergaulan
dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang.
Teori konvergensi yang berpendapat bahwa kemampuan dasar dan faktor dari luar saling memberi pengaruh, kedua kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Si pribadi terpengaruh lingkungan, dan lingkungan pun diubah oleh si pribadi. Faktor-faktor intern (dari dalam) berkembang dan hasil perkembangannya digunakan untuk mengembangkan pribadi di lingkungan. Factor dari luar dan lingkungan kadang tidak berkembang dengan baik, misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-hal negatif yang timbul dari luar dirinya.
Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.
Secara sederhana Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa, “Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan GBHN 1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan, dan berorientasi pada masa depan.
Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu atau pribadi, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UUSPN dan PP No 29 Tahun 1990. Selain pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia, pendidikan juga diperuntukkan guna pembinaan masyarakat. tersebut, jika direnungi dan kemudian dinilai, maka dunia fisis eksistensi ini adalah merupakan sumber atau akar dari segala macam persoalan kehidupan. Oleh sebab itu, agar segala macam persoalan itu bukan memisahkan tetapi justru mempersatukan, maka :

Secara filosofis perlu dirumuskan arti hakikat asal mula dan tujuan kehidupan dan Dalam kegiatan pendidikan, hakikat asal mula dan tujuan kehidupan itu perlu ditanamkannnya dalam perilaku kehidupan, agar segala macam persoalan itu dapat dikoordinasikan secara fungsional untuk kemudian dikembangkan secara pragmatik telleologis menurut hakikat asal mula dan tujuan tersebut.
2.3 Problematika Pendidikan Dalam Kehidupan
Selama setengah abad lebih, sejak perang kemerdekaan, terjadi perubahan-perubahan situasi politik, hankam, dan ekonomi mendominasi program nasional. Pembangunan sosial budaya dan pendidikan belum pernah diutamakan. Padahal kita sadari bahwa manusia berposisi sentral sebagai ujung tombak pembangunan. Pendidikan adalah jalan utama untuk mencapai sebuah pembangunan. Pendidikan adalah sesuatu yang mutlak bagi sebuah pembangunan, termasuk pembangunan manusianya. Karena hanya dengan jalan itu, warga masyarakat dapat menjaga unsur-unsur yang aktif dalam membangun masyarakat baru yang lebih baik.
Pendidikan adalah investasi utama dalam pembangunan. Pendidikan bertugas membentuk manusia-manusia yang ingin, sanggup dan mampu membagun masyarakat yang di cita-citakan. Pendidikan adalah mendidik dan menerampilkan manusia pembagunan itu sendiri. Kemajuan pembangunan jepang dan jerman sesudah perang dunia II (setelah mereka kalah dan hancur) menunjukkan bahwa faktor manusialah yang terpenting. Tantangan bagi bangsa berkembang umumnya seperti kita di Afrika dan Asia, bukan sekedar mengejar ketinggalan dalam pembagunan, juga untuk menemukan jalan yang bardaya guna untuk membangun kemanusiaan serta kemasyarakatan baru. Bukan sekedar maju ilmu dan teknologi/industri yang terpenting juga adalah tinggi mentalitas atau moralitasnya serta manfaat dalam sikap hidup.
Pembangunan yang dikehendaki bukanlah sekedar dalam arti yang di pertunjukan oleh berbagai negeri "maju" yang telah menimbulkan berbagai krisis multidimensi dewasa ini. Juga bukan dalam arti yang di pertunjukan berbagai negara berkembang yang mendahulukan pembangunan ekonomi dan menunda sosial kultural, yang mengakibatkan pula terjadinya krisis demi krisis berupa kepincangan-kepincangan sosial,menyempitnya ruang gerak dan merosotnya tingkat hidup rakyat banyak. .Juga, sambil menghasilkan kemewahan untuk segelintir masyarakat elite dan sebagainya. Dua-duanya bukan membawa rasa kemajuan dan kebahagiaan, justru rasa kemerosotan kualitas hidup.
Sebenarnya pendidikan memiliki dua unsur; pembangunan manusianya (character building), serta pembangunan kecerdasan /ketrampilan, penguasaan ilmu dan teknologi. Yang pertama, untuk memproduksi manusia berakhlak, yang mampu menjawab tantangan kemanusiaan dari zaman ini. Yang kedua, untuk membangun manusia yang berilmu dan berkepandaian yang mampu menjawab tantangan-tantangan dalam hal kebutuhan-kebutuhan material dan teknologi dari perkembangan masyarakat.
Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Pencipta sebagai tujuan akhir. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa, “Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dalam tujuan Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan ditujukan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan, dan berorientasi pada masa depan.
Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu atau pribadi, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990. Selain pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia, pendidikan juga diperuntukkan guna pembinaan masyarakat.
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Filsafat dalam pendidikan (filsafat pendidikan) digunakan untuk memecahkan problem hidup dan kehidupan manusia sepanjang perkembangannya dan digunakan untuk memecahkan problematika pendidikan masa kini.